Lebih dari 10,000 orang berhimpun di New York City pada Hari Presiden untuk mengekspresikan penolakan mereka terhadap pemerintahan Trump dan tindakan khususnya dari Departemen Efisiensi Pemerintah Elon Musk (DOGE).
Ini hanyalah salah satu dari beberapa protes yang berlangsung di kota-kota besar di seluruh negara pada hari Senin tersebut, yang juga bertepatan dengan akhir pekan panjang di mana protes kecil juga muncul di dealer Tesla.
Para demonstran yang ditemui oleh TechCrunch di Washington Square Park menyuarakan kekhawatiran tentang akses DOGE terhadap data sensitif jutaan orang Amerika serta upaya mereka untuk membubarkan agensi-agensi federal. Mereka melihat kerja Musk di DOGE sebagai upaya terselubung untuk mengambil alih kekuasaan finansial, dan merasa frustrasi bahwa Musk, seorang pejabat yang tidak terpilih, telah mendapatkan kekuasaan yang belum pernah ada sebelumnya atas pemerintah federal.
“Saya rasa sangat berbahaya jika [Musk] memiliki akses ke data pribadi kita,” kata Dmitri, seorang arsitek berusia 53 tahun yang tidak ingin menyebutkan namanya. “Dia seperti penggemar futurisme yang terjebak dalam fantasi sci-fi, berupaya menerapkannya, dan memiliki sumber daya untuk membuat kerusakan besar. Dia berurusan dengan sesuatu yang sebenarnya tidak dia pahami.”
Tom, seorang pensiunan guru berusia 55 tahun yang hanya ingin disebut dengan nama itu, memegang plakat bertuliskan: “Tidak ada yang memilih Musk.” Dia mengatakan kepada TechCrunch, “Sebenci apapun saya pada kenyataan bahwa sejumlah besar orang Amerika memilih Trump, memang benar bahwa tidak ada yang memilih Musk.”
Tom berpendapat bahwa dukungan biasanya tidak datang dari pemilih setia Musk dan khawatir pemotongan dari DOGE akan merugikan masyarakat, baik di tingkat negara bagian maupun lokal.
“Konsolidasi kekuasaan di bawah tangan miliarder itu menakutkan,” ujarnya.
Saat Trump menjabat, dia mengeluarkan perintah eksekutif untuk mendirikan DOGE, memberikan Musk, yang juga merupakan pemilik SpaceX dan Tesla, tugas untuk mengatasi penipuan dan pemborosan pemerintah. Sejak saat itu, DOGE telah memecat hampir 10,000 pegawai federal yang menangani berbagai hal, mulai dari mengelola tanah federal hingga merawat veteran militer. Sekitar 75,000 pegawai juga telah menerima tawaran pensiun dari pemerintahan Trump yang memberikan gaji selama delapan bulan sebagai kompensasi jika mereka mundur di awal Februari. DOGE juga memotong 104 kontrak pemerintah yang berkaitan dengan program keberagaman dan inklusi, dan membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS.
Trump juga memberi akses kepada tim DOGE untuk menggunakan sistem pembayaran digital Departemen Keuangan yang mengontrol triliunan dolar, termasuk pembayaran manfaat sosial dan pengembalian pajak, meskipun ada pertanyaan soal izin keamanan dan praktik siber mereka.
Pendukung Trump dan Musk menyambut baik upaya mereka untuk memberantas korupsi, tetapi para penentang memberikan kritik bahwa cara kerja DOGE justru berpotensi menambah korupsi dan risiko keamanan nasional. Sejumlah tantangan hukum pun muncul, mengklaim kurangnya transparan dan pelanggaran privasi data.
Para demonstran di New York berawal dari Union Square dan berarak menuju Washington Square Park, berkumpul di bawah lengkungan ikonik yang didedikasikan untuk George Washington, presiden pertama negara itu. Mereka meneriakkan “Hey, hey, ho, ho, Elon Musk harus pergi,” sambil mengangkat plakat yang mengeksplorasi berbagai isu, dengan tema Musk dan DOGE mendominasi.
Polisi New York memperkirakan jumlah peserta lebih dari 10,000 orang.
Victoria, seorang guru berusia 37 tahun, memegang plakat bertuliskan: “Hentikan kudeta.” Pernyataan ini menggemakan komentar dari Jaksa Agung Arizona, Kris Mayes, yang menyebut, “Di AS, kita menanggapi keputusan yang tidak kita setujui – kita tidak mengabaikan perintah pengadilan atau mengancam hakim hanya karena kita tidak suka dengan keputusan.”
“Ini bukan hanya tentang kita tidak setuju dengan kebijakan Republik,” kata Victoria, mencoba melawan angin dingin yang menerpa kota, di saat suhu sekitar 0 derajat Celsius. “Ini tentang fakta bahwa Trump telah menyerahkan kekuasaan keuangan kepada Elon Musk, yang tidak terpilih.”
Di tengah suasana yang penuh musik dan seruan, Corwin, seorang pemilik usaha kecil berusia 39 tahun, mengatakan tentang Musk, “Dia sangat bertentangan dan jelas bahwa sikap antiregulasi-nya menguntungkan dirinya secara pribadi dan finansial.”
Musk telah mengambil langkah untuk mengurangi beberapa lembaga yang mengatur industri di mana perusahaan-perusahaannya beroperasi. Beberapa waktu lalu, dia menyatakan ingin menghapus Badan Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB) yang akan mengawasi laju ekspansi layanan keuangan X. Dia mengekspresikan keinginannya untuk menghapus lembaga tersebut dengan memposting di X, “CFPB RIP” dengan emoji batu nisan. Selain itu, Musk juga ingin menghapus aturan yang mengharuskan produsen mobil melaporkan kecelakaan saat teknologi mengemudi otonom digunakan.
Tindakan Musk di tingkat federal juga berpengaruh pada citra merek Tesla. Dalam laporan pendapatan kuartal keempat 2024, analis Thomas Monteiro dari Investing.com menyebutkan bahwa hype seputar Tesla menurun, antara lain disebabkan oleh “devaluasi merek yang serius.”
Banyak cerita muncul tentang orang-orang yang menjual Tesla mereka karena tidak ingin lagi mendukung bisnis Musk. Beberapa pemilik Cybertruck juga melaporkan tindakan vandalisme dan pelecehan. Penjualan Tesla semakin terpuruk di Eropa sejak tindakan Musk, saat pelantikan presiden, ditafsirkan oleh banyak orang sebagai penghormatan kepada Nazi. Di Polandia, Menteri Olahraga dan Pariwisata Slawomir Nitras bahkan mendorong untuk memboikot Tesla, dan di Jerman, beberapa perusahaan juga memutuskan hubungan dengan Tesla sebagai respons terhadap dukungan Musk untuk Trump dan partai politik kanan jauh Alternative for Germany (AfD).
