Artikel: Statistik dan Epidemiologi Kanker Ginjal
Kanker ginjal adalah topik penting dalam dunia kesehatan. Menurut statistik terbaru, angka kejadian kanker ini terus berubah. Misalnya, laporan dari Siegel et al. pada tahun 2023 menunjukkan bahwa kanker jenislain memiliki angka tertentu yang perlu dipantau dengan serius (1).
Bicara tentang kanker ginjal, riset epidemiologi memberikan gambaran yang lebih jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi risiko. Penelitian oleh Padala dan tim pada tahun 2020 mengungkapkan soal penyebaran kanker ginjal yang terus meningkat di seluruh dunia (2).
Salah satu faktor yang dicatat berhubungan dengan kanker ini adalah indeks massa tubuh (BMI). Sebuah studi besar yang dilakukan oleh Bhaskaran et al. menunjukkan bahwa ada hubungan antara BMI dan risiko terkena 22 jenis kanker, termasuk kanker ginjal (3). Jadi, menjaga berat badan yang sehat nampaknya sangat penting.
Selain itu, sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa faktor risiko dapat dimodifikasi untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker ginjal. Al-Bayati dan rekan-rekannya melakukan tinjauan sistematik terhadap faktor-faktor tersebut, seperti diet dan aktivitas fisik (4). Berbicara tentang diet, penelitian terbaru oleh Alcala et al. juga menunjukkan hubungan antara tekanan darah dan risiko kanker ginjal—cukup menarik, bukan? (5).
Merokok juga merupakan faktor risiko yang sudah jelas. Sebuah meta-analisis oleh Hunt dan rekan menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker ginjal dibandingkan non-perokok (6). Ini adalah alasan tambahan untuk menjauhi rokok.
Sekarang, mari kita lihat lebih dekat tentang kebiasaan makan kita. Bukavina et al. memperbarui informasi mengenai epidemiologi kanker ginjal dan mencatat pengaruh pola diet modern terhadap risiko kanker ini (7). Misalnya, mengonsumsi makanan olahan yang tinggi gula dan lemak jahat dapat meningkatkan risiko ini. Ini bisa jadi pengingat bagi kita untuk memperhatikan apa yang kita makan!
Diet seimbang bisa membantu menurunkan risiko, seperti yang ditemukan oleh Jin dan tim yang mengkaji pola makan wanita menopause (11). Contoh lain, jika kita mengganti daging merah dan makanan olahan dengan lebih banyak sayuran dan biji-bijian, kita mungkin bisa mengurangi risiko (12).
Dalam perspektif yang lebih luas, ada banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya menghindari makanan ultra-proses. Tentu, kita semua menyukai makanan cepat saji, tapi banyak studi menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan dari makanan ini dapat berkontribusi pada berbagai penyakit, termasuk obesitas dan bahkan kanker (27, 42).
Misalnya, Fiolet et al. meneliti hubungan antara makanan ultra-proses dan risiko kanker, menemukan bahwa semakin banyak orang mengonsumsinya, semakin tinggi risiko yang mereka hadapi (25).
Jadi, mari kita ingat pentingnya memilih makanan sehat, tidak hanya untuk kesehatan jangka pendek tetapi juga untuk bisa mencegah penyakit serius di masa depan. Perubahan kecil dalam kebiasaan makan kita sekarang bisa memiliki dampak besar di tahun-tahun mendatang.
Rujukan
- Siegel RL, Miller KD, Wagle NS, Jemal A. Statistik Kanker, 2023. CA Cancer J Clin. 2023;73(1):17–48. Link.
- Padala SA, et al. Epidemiologi Kanker Ginjal. World J Oncol. 2020;11(3):79–87.
- Bhaskaran K, et al. BMI dan Risiko 22 Spesies Kanker. Lancet. 2014;384(9945):755–65.
- Al-Bayati O, et al. Tinjauan Sistematik tentang Faktor Risiko Modifikasi untuk Kanker Ginjal. Urol Oncol. 2019;37(6):359–71.
- Alcala K, et al. Hubungan antara Tekanan Darah dan Risiko Kanker Ginjal. Int J Epidemiol. 2022;51(4):1317–27.
- Hunt JD, et al. Kanker Ginjal dan Merokok. Int J Cancer. 2005;114(1):101–8.
- Bukavina L, et al. Epidemiologi Kanker Ginjal: Pembaruan 2022. Eur Urol. 2022;82(5):529–42.
Dengan mengetahui semua ini, semoga kita semua terinspirasi untuk membuat pilihan yang lebih sehat setiap hari!