Mengungkap Krisis Global: Penelitian Terobosan Menyoroti Dampak Besar Infeksi HSV pada Kesehatan, Mendesak Inovasi Vaksin dan Langkah Pencegahan.
Berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Sexually Transmitted Infections, sekelompok peneliti telah memperkirakan insidensi dan prevalensi global serta regional infeksi herpes simplex virus (HSV) genital dan penyakit ulser genital (GUD) pada tahun 2020. Data ini dibedakan menurut wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jenis kelamin, dan tipe HSV.
Latar Belakang
HSV-1 dan HSV-2 menyebabkan infeksi seumur hidup dengan prevalensi tinggi di seluruh dunia, menimbulkan beban penyakit dan ekonomi yang signifikan. Kedua tipe ini sering menyebabkan penyebaran virus secara subklinis serta reactivasi gejala, yang berdampak negatif pada kualitas hidup, kesehatan seksual, dan kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan.
Infeksi HSV-2, khususnya, meningkatkan risiko penularan HIV hingga tiga kali lipat, menunjukkan hubungan kompleks antara kedua infeksi ini. HSV-2 umumnya ditularkan melalui kontak seksual dan merupakan penyebab utama GUD berulang. Herpes neonatal, yang ditularkan saat persalinan atau melalui kontak oral pasca natal, dapat memiliki tingkat fatalitas yang tinggi dan menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang besar.
Sementara itu, HSV-1, yang biasanya ditularkan secara oral saat masa kanak-kanak, juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti masalah neurologis dan kondisi kornea, dan kini telah menjadi penyebab utama herpes genital di negara berpenghasilan tinggi. Masih banyak yang harus dilakukan dalam penelitian untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang efektif, termasuk vaksin.
Tentang Penelitian
Penelitian ini memanfaatkan data dari tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diperbarui hingga 30 Maret 2022, untuk memberikan input model yang komprehensif untuk semua wilayah WHO. Hanya data yang dikumpulkan hingga tahun 2020 yang digunakan, dan data tingkat negara diolah ulang ke dalam kelompok wilayah WHO.
Dengan metode terbaru, termasuk teknik kalibrasi yang lebih baik dan data prevalensi yang diperbarui, penelitian ini meningkatkan akurasi estimasi. Validitas tes diagnostik HSV juga diperiksa, mengatasi batasan seperti sensitivitas, spesifisitas, dan tumpang tindih reaktivitas antara antibodi HSV-1 dan HSV-2.
Hasil Penelitian
HSV-2 tetap menjadi penyebab utama infeksi genital dan GUD berulang. Pada tahun 2020, diperkirakan 25,6 juta infeksi baru HSV-2 terjadi secara global di kalangan individu berusia 15-49 tahun. Sebagian besar kasus ini (15,6 juta) terjadi pada perempuan, sedangkan laki-laki menyumbang 10,0 juta.
Daerah Afrika melaporkan insidensi tertinggi, menyumbang 38,3% dari semua infeksi. Angka ini jauh lebih tinggi di kalangan orang dewasa muda, terutama di Afrika dan Amerika, menggambarkan perbedaan pola perilaku seksual.
Secara keseluruhan, prevalensi global HSV-2 di kelompok usia yang sama diperkirakan mencapai 519,5 juta kasus, dengan perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi (17,0%) dibandingkan laki-laki (9,7%).
Untuk infeksi genital HSV-1, terdapat 16,8 juta kasus baru di seluruh dunia pada tahun yang sama, dengan distribusi kasus yang cukup merata antara jenis kelamin. Wilayah Pasifik Barat mencatat insidensi tertinggi.
Ketika semua angka digabungkan, dari tahun 2020, diperkirakan ada 42,4 juta infeksi genital HSV baru di dunia, dan 846,1 juta orang hidup dengan infeksi ini. GUD yang disebabkan oleh HSV-2 mempengaruhi sekitar 187,9 juta orang, dengan perempuan cenderung lebih banyak mengalaminya dibanding laki-laki.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pada tahun 2020, 26 juta orang berusia 15-49 tahun terinfeksi baru HSV-2, sementara 520 juta hidup dengan infeksi ini. Upaya pencegahan dan inovasi vaksin untuk HSV sangat diperlukan untuk mengurangi penularan dan dampak penyakit ini. Terlepas dari kemajuan dalam pengobatan, vaksin HSV masih menjadi kebutuhan mendesak untuk menangani krisis kesehatan global ini.
Akhirnya, mari kita ingat, meski kita cenderung menganggap penyakit menular seksual sebagai ‘hal lain’ yang tidak mengganggu kehidupan kita, jadi penting untuk menjaga kesehatan seksual kita dengan cara yang lebih baik dan lebih sadar.