Groww, broker saham terbesar di India, sedang bersiap untuk mengajukan permohonan IPO dalam waktu 10 hingga 12 bulan ke depan dengan target valuasi antara $6 miliar hingga $8 miliar, menurut sumber yang berbicara kepada TechCrunch.
Ini akan menjadi IPO pertama untuk platform trading digital di India. Target valuasi ini lebih dari dua kali lipat dari valuasi $3 miliar yang didapat Groww pada putaran pendanaan terakhirnya pada Oktober 2021.
Groww, yang berbasis di Bengaluru dan didukung oleh investor besar seperti Peak XV, Tiger Global, dan Alkeon, telah memulai pembicaraan dengan bank investasi dan akan segera memilih penasihat untuk IPO tersebut. Perusahaan ini tidak hanya memungkinkan pelanggan untuk berinvestasi di reksa dana, tetapi juga melakukan transaksi UPI. Mereka bahkan memindahkan domisili ke India dari AS tahun lalu sebagai persiapan IPO.
Sayangnya, pihak Groww belum memberikan komentar.
Aplikasi trading ini sudah unggul di pasar investasi ritel India yang ramai. Di bulan Desember lalu, Groww memiliki 13,2 juta pengguna aktif dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, Zerodha, yang hanya memiliki 8,1 juta pengguna. Menariknya, menurut data dari National Stock Exchange, mereka menambahkan antara 325.000 hingga 550.000 pengguna baru setiap bulan — lebih dari dua kali lipat dari pesaing mereka!
Indikasinya baik-baik saja untuk daftar tech di India, di mana tujuh startup teknologi telah go public di 2024. IPO terbesar tahun lalu adalah dari platform pengantaran makanan Swiggy yang mencapai $1,35 miliar.
Lebih dari 20 startup India juga merencanakan IPO pada 2025, termasuk marketplace B2B Zetwerk, penyedia ruang kerja Table Space, PayU milik Prosus, dan platform farmasi PharmEasy.
Abhinav Bharti, kepala pasar modal ekuitas JPMorgan di India, memberi tahu TechCrunch dalam sebuah wawancara bahwa pertumbuhan modal domestik dan kontinuitas kebijakan menjadi faktor utama lonjakan IPO di negara ini.
Sejak 2014, kapitalisasi pasar kolektif perusahaan yang terdaftar di India telah dua kali lipat menjadi $5,3 triliun dibandingkan tahun 2019, sementara volume perdagangan harian juga meningkat tiga kali lipat hingga $15 miliar.
“Tidak ada negara lain di dunia yang memberikan kepastian politik dan kontinuitas kebijakan sebanyak ini,” kata Bharti. “Kamu bisa berargumen tentang keputusan kebijakan, tapi tidak bisa membantah bahwa mereka tetap konsisten.”