Risiko dan Keuntungan Diet Vegan Selama Kehamilan: Apa yang Perlu Diketahui
Diet vegan, yang sepenuhnya bebas dari produk hewani, semakin popular—terutama di kalangan wanita muda. Meskipun diet ini bisa memenuhi kebutuhan nutrisi yang penting, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa ada risiko tertentu yang perlu diperhatikan, seperti kelahiran dengan berat badan rendah dan kekurangan nutrisi. Ini menunjukkan pentingnya perencanaan diet yang baik dan penggunaan suplemen, terutama selama kehamilan.
Latar Belakang
Kepopuleran veganisme terus meningkat, beranjak dari kepedulian terhadap etika, lingkungan, dan kesehatan. Laporan survei di Eropa tahun 2023 menunjukkan bahwa antara 1-8% populasi kini menjalani diet vegan, dengan 75% di antaranya adalah wanita berusia 18-45 tahun. Namun, meski diet vegan metode populer, ada kekhawatiran mengenai dampaknya untuk kesehatan ibu dan janin. Kualitas nutrisi saat hamil sangat penting karena kekurangan zat gizi seperti zat besi, yodium, dan kalsium bisa membawa masalah serius. Organisasi kesehatan pun tidak sepakat, ada yang mendukung diet vegan jika direncanakan dengan baik, sementara yang lain memperingatkan bahaya yang mungkin ada. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut sangat penting untuk memahami dampak diet vegan ini.
Tentang Studi
Di sebuah artikel terbaru di jurnal Nutrients, peneliti dari Belanda melakukan tinjauan sistematis tentang asupan nutrisi dan hubungannya dengan hasil kesehatan ibu dan anak pada wanita hamil yang menjalani diet vegan. Penelitian ini mengikuti pedoman PRISMA, mencari data dari tiga basis data elektronik: PubMed, Embase, dan Cochrane, dari 1 Januari 2000 hingga 24 Januari 2024.
Mereka menyaring dan mengevaluasi 2,211 studi, namun hanya enam yang memenuhi syarat untuk ditinjau lebih lanjut. Studi-studi ini melibatkan peserta hamil yang menjalani diet vegan dan omnivora, dengan hasil tidak memperhatikan kelompok vegetarian. Mereka juga mengecualikan studi yang tidak original, seperti ulasan dan komentar. Karena terbatasnya data, mereka tidak menerapkan batasan bahasa atau ukuran hasil.
Hasil Penelitian
Dalam analisis akhir, ditemukan bahwa wanita hamil vegan memiliki asupan protein dan vitamin tertentu yang jauh lebih rendah dibandingkan omnivora. Misalnya, mereka lebih rendah dalam vitamin B12, D, kalsium, dan yodium. Namun, asupan beta-karoten dan folat justru lebih tinggi. Suplemen, terutama vitamin B12 dan zat besi, bisa membantu mencegah kekurangan nutrisi tersebut.
Salah satu temuan menarik adalah bahwa wanita vegan cenderung mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan yang lebih rendah. Beberapa studi melaporkan bahwa vegan juga memiliki risiko lebih tinggi menghadapi pre-eclampsia, tetapi hasil lainnya bertentangan.
Dari segi hasil janin, beberapa studi melaporkan berat badan lahir yang lebih rendah di kalangan bayi dari ibu vegan, meskipun ada yang tidak menemukan selisih signifikan dalam hal tersebut. Lagi-lagi, ini bisa terkait dengan asupan protein yang lebih rendah.
Kesimpulan
Singkatnya, meskipun wanita hamil vegan menunjukkan kandungan nutrisi yang beragam—lebih tinggi pada beta-karoten tapi lebih rendah pada protein—penggunaan suplemen sangat dianjurkan untuk menghindari kekurangan, terutama vitamin B12. Banyak wanita dari kedua kelompok diet penting untuk mendapatkan cukup vitamin D juga. Meskipun beberapa studi menunjukkan risiko berat badan lahir yang lebih rendah pada bayi dari ibu vegan, hasil lainnya kurang menunjukkan konsistensi. Ini jadi sinyal bahwa lebih banyak penelitian yang lebih mendalam dan berkualitas tinggi perlu dilakukan untuk memberikan panduan yang jelas tentang dampak diet vegan selama kehamilan.
Jadi, jika kamu berpikir untuk beralih ke diet vegan selama masa kehamilan, pastikan untuk melibatkan ahli gizi dan beri perhatian ekstra pada asupan nutrisi untuk menjaga diri dan si kecil!